Saturday, November 2, 2013

PEMBINAAN KARIR



PENGEMBANGAN KARIR GURU PAUD
PEMBINAAN KARIR
1.      PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM
2.      PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM



OLEH
NAMA : GITA OLLYVIA
NIM : 1300690

DOSEN PEMBIMBING : Dr. DADAN SURYANA, M.Pd



PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013


1.      PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
a.       Prinsip Berorientasi pada Tujuan dan Kompetens
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan penelitian.
Kompetensi adalah perpaduan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berfikir dan pola bertindak. Ciri utama prinsip ini adalah digunakannya pemikiran yang sistematik dan sistemik didalam pengembangan kurikulum. Prinsip berorientasi pada komepetensi digunakan untuk menunjukan sekurang-kurangnya tiga hal, yaitu sebagai indikator penguasaan kemampuan, sebagai titik awal desain dan implementasi kurikulum dan sebagai kerangka untuk memahami kurikulum.

b.      Prinsip Relevansi
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembnagan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi eksternal yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi internal berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.

c.       Prinsip Efesiensi
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbatas harus digunakan sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan.Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.

d.      Prinsip Keefektifan
Prinsip ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu proses dan produk. Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

e.       Prinsip Fleksibelitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.

f.       Prinsip Integritas
Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Bermakna maksudnya adalah suatu keseluruhan itu memiliki arti, nilai, manfaat atau faedah tertentu. Keseluruhan bukan merupakan penjumlahan keseluruhan bagian-bagian melainkan suatu totalitas yang memiliki maknanya sendiri. Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus memperhatikan dan mengusahakan agar pendidikan dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang unggul dan manusia seutuhnya.

g.      Prinsip Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

h.      Prinsip Sinkronisasi
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler, ekstrakulrikuler dan kokurikuler serta pengalaman belajar lainnyadapat selaras, serasi, seimbang, searah dan setujuan. Jangan sampai terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan dan mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya termasuk kegiatan ekstra dan kokulikuler.

i.         Prinsip Objektivitas
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar semua kegiatan (intrakulikuler, ekstrakulikuler dan kokurikuler) dilakukan dengan tatanan kebenaran ilmiah serta mengesampingkan pengaruh subjectivitas, emosional dan irasional.

j.        Prinsip Demokrasi
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu pnghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan dan memperhatikan keberagaman peserta didik. Pengemban kurikulum hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insane yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya.

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
  1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
  2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
  3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
  4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
  5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Prinsip Khusus Pengembangan Kurikulum

1.      Prinsip-Prinsip Tujuan Kurikulum
Prinsip ini ditinjau dari tujuan sebagai salah satu komponen pokok dalam pengembangan kurikulum. Menurut Hilda Taba ada tiga sumber tujuan, yaitu kebudayaan masyarakat, individu, dan mata pelajaran disiplin ilmu.

2.       Prinsip-Prinsip Isi Kurikulum
Prinsip ini menunjukan (a) isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar suatu Negara, (b) isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan character building, (c) isi kurikulum harus mengembangkan cipa, rasa, karsa dan karya agar peserta didik memiliki mental, moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta memiliki fisik yang sehat dan kuat, (d) isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta didik untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab dalam masyarakat, (e) isi kurikulum harus memadukan teori dan praktik, (f) isi kurikulum harus emadukan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai, (g) isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (h) isi kurikulum harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan perkembangan masyarakat, (i) isi kurikulum harus dapat mengintegrasikan kegiatan intra, ekstra dan kokurikuler, (j) isi kurikulum harus memungkinkan adanya kontinuitas  antara satu lembaga dengan lembaga lainnya dan (k) isi kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.

3.      Prinsip-Prinsip Didaktik-Metodik
Prinsip ini meliputi (a) semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fungsional dan praktis, (b) pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman dan perkembangan siswa, (c) guru harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian dan kemampuan peserta didik, (d) penyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan praktik, (e) dalam pembelajaran guru harus dapat membentuk perpaduan antara kegiatan belajar individual dengan kelompok, (f) guru harus dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai peserta didik, (g) penyajian bahan pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, (h) penyajian bahan hendaknya menggunakan multimetode, media dan sumber belajar yang bervariasi dan (i) guru perlu memberian bimbingan dan konseling

4.      Prinsip yang Berkenaan dengan Media dan Sumber Belajar
Prinsip ini menunjukan kesesuaian media dan sumber belajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pelajaran, karakteristik media pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis-ekonomis. Untuk itu pengembang kurikulum harus memperhatikan faktor-faktor, antara lain objektivitas, program pembelajaran, sasaran program, situasi dan kondisi, kualitas media, keefektifan dan efesiensi penggunaan.
5.      Prinsip-prinsip Evaluasi
Prinsip ini meliputi prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas, prinsip objektivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis dan prinsip akuntabilitas. Dilihat dari teknik pengembangan instrument perlu diperhatikan, prosedur penyusunan instrument, jenis dan teknik penilaian, kesesuaian instrument dengan kompetensi, jenjang kemampuan yang diukur, tingkat perkembangan peserta didik, wktu yang diperlukan, teknik pengolaan dan analisis sistem, administrasi penilaian dan pemanfaatan hasil penilaian.


2.      PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM
a.       Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b.      Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c.       Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d.      Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
e.       Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f.       Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g.      Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan    yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

0 comments:

Post a Comment

 

Squirrel Template by Ipietoon Cute Blog Design